Rabu, 20 Februari 2008

Saudaraku

Saudaraku
jauh sudah langkahmu
meniti sang waktu

turut larut bersama hembusan angin
bertiup kencang
menghembus lembut

saudaraku
di jalan itu dirimu tetap melangkah
tak satupun burung menyapamu
bunga-bunga rupawan kau nikmatii
ngin kau cium aroma hangatnya
kau petik menemani sepimu

saudaraku
jauh jarak telah kau lalui
berlaksa daya telah kau berikan
berjuta keping telah kau dapatkan
hingga semua jadi beban
di pundakmu
di kepalamu
di setiap ayunan langkahmu

saudaraku
waktu telah larut
matamu tak kuasa terpejam
memang selalu demikian
dua pertiga malam baru kau rengkuh mimpi

namun kau tetap sadar
kau sedang di alam mimpi
lalu apa arti mimpimu?apa arti tidurmu?

Saudara
kuingin kau letakkan sejenak beban itu
kau hentikan sedetik langkahmu
atau kau sudahi perjalanmu
tapi waktu tak pernah mau berhenti

mobil-mobil tetap melaju
asap knalpot tiada henti mengotori paru-parumu
burung pun tetap terbang
pernahkah mereka bertanya untuk apa?

Saudaraku
sejenak bebanmu kau sandarkan
pada sepotong kenikmatan
sejenak langkahmu berbelok
menuju kota terlarangbersama kepulan asap rokok
lantunan nada
aroma minuman
dan suara lembut yang hangat

saudaraku
tak perlu kau ragukan dunia ini
pelepasan sesaat yang kau peroleh adalah hakmu
juga hak orang sekelilingmu
rengkuhlah dengan sadar
sebagai bagian dari perjalananmu
seperti rumput liar yang selalu tumbuh di taman
seperti awan yang mengambang di musim kemarau
seperti nikotin dalam nikmatnya tembakau

saudaraku
ceritamu bukan hal baru
di bumi yang makin renta
di kota yang makin senja

Jakarta, 14 Juni 2007, 01.35.

Tidak ada komentar: