Selasa, 04 Maret 2008

laras kehidupan

kala kasih menyiram kegelisahan
sejuk menjalar meniti aliran darah
memenuhi ruang-ruang hampa disana

sekuntum bunga melambai menuruti angin
tersenyum merasakan kelembutan
menanti datangnya harapan hidup

larut dalam kesunyian
diam dan pasrah
pada jalan hidup
atas nama cinta
atas nama kerinduan yang terpendam

Rabu, 20 Februari 2008

Saudaraku

Saudaraku
jauh sudah langkahmu
meniti sang waktu

turut larut bersama hembusan angin
bertiup kencang
menghembus lembut

saudaraku
di jalan itu dirimu tetap melangkah
tak satupun burung menyapamu
bunga-bunga rupawan kau nikmatii
ngin kau cium aroma hangatnya
kau petik menemani sepimu

saudaraku
jauh jarak telah kau lalui
berlaksa daya telah kau berikan
berjuta keping telah kau dapatkan
hingga semua jadi beban
di pundakmu
di kepalamu
di setiap ayunan langkahmu

saudaraku
waktu telah larut
matamu tak kuasa terpejam
memang selalu demikian
dua pertiga malam baru kau rengkuh mimpi

namun kau tetap sadar
kau sedang di alam mimpi
lalu apa arti mimpimu?apa arti tidurmu?

Saudara
kuingin kau letakkan sejenak beban itu
kau hentikan sedetik langkahmu
atau kau sudahi perjalanmu
tapi waktu tak pernah mau berhenti

mobil-mobil tetap melaju
asap knalpot tiada henti mengotori paru-parumu
burung pun tetap terbang
pernahkah mereka bertanya untuk apa?

Saudaraku
sejenak bebanmu kau sandarkan
pada sepotong kenikmatan
sejenak langkahmu berbelok
menuju kota terlarangbersama kepulan asap rokok
lantunan nada
aroma minuman
dan suara lembut yang hangat

saudaraku
tak perlu kau ragukan dunia ini
pelepasan sesaat yang kau peroleh adalah hakmu
juga hak orang sekelilingmu
rengkuhlah dengan sadar
sebagai bagian dari perjalananmu
seperti rumput liar yang selalu tumbuh di taman
seperti awan yang mengambang di musim kemarau
seperti nikotin dalam nikmatnya tembakau

saudaraku
ceritamu bukan hal baru
di bumi yang makin renta
di kota yang makin senja

Jakarta, 14 Juni 2007, 01.35.

untuk para cerdik pandai

terbang menembus awan
menatap daratan dengan kesombongan
yang ada hanya gerombolan benua
diantara lautan yang terpola
seorang manusia tidak memiliki makna
apalagi marga satwa
namun tanpa mereka semua kan sia-sia

pencapaian akal adalah dari umat manusia
banyak orang bisa mencapai kedigdayaaan
bak dewa-dewa yang bersemayam di kahyangan
kepandaian tanpa kerendahan hati adalah mata air tirani
hanya segelintir orang yang tetap rendah hati
menatap dunia penuh empatitanpa syahwat untuk dihormati

January 08, 2007

Kidung segumpal darah

inilah kidung segumpal darah
yang menggelora memasung jiwa
darah membekuhasrat terpaku
nyalipun berlutut membisu

inilah kidung yang siapapun takkan hendak mendengar
kidung berderik sembilu beradu
kidung belati mencerabut luka
lebih pedih dari tetesan air mata duka
lebih rana dari kematian sia-sia

tak kan kuperdengarkan kidung ini
hingga duka telah sirna
menjadi lagu lama yang hidup sepanjang masa

January 07, 2007

Sunyi Dalam Rindu

setiap malam adalah kesunyian
setiap pagi adalah kesenyapan
setiap siang adalah kesepian

kicau burung di pucuk-pucuk surga
gemericik sungai mengalir di bawahnya
hinggap sekejap lalu lenyap menguap
kerinduan yang tak terobati
jauh di batas cakrawala
dekat mengendap senyap

terjaga meniti jalan yang masih terbayang
kesunyian yang tak memupuskan asa
kerinduan yang tak meredam hasrat
di sini segalanya ada dalam ketiadaannya


November 20, 2006

aku merindukanmu

mungkin ini tak pantas dengan segala lakuku
namun aku merindukanmu
hukumlah jika memang harus begitu
aku serahkan segalanya padamu
aku merindukanmu
berilah sekadar hembusan sang bayu
yang menandakan keberadaanmu
berilah sedetik mimpi perjumpaan denganmu


November 27, 2006

Malam

Bersama kebisuan kata menemukan makna terdalam
Meniti tiap nafas yang mengalir membawa kehidupan
Diantara sentuhan lembut mengalir menjelajah

Tiada kata...
Kidung sejati bersama angin mengarungi jaman
Hanyut..
Pelan..
Senyap ..